Selamat Datang

Selamat datang kepada kawan-kawan yang telah berkenan berkunjung. Blog ini bercerita tentang usaha saya untuk belajar meneliti. Bila kawan-kawan juga baru mulai belajar meneliti, silahkan jelajahi blog ini. Tetapi bila telah berpengalaman, blog ini bukan untuk Anda. Karena saya baru belajar meneliti maka tulisan-tuilisan akan terus menerus saya revisi, seiring dengan pustaka yang saya peroleh dan masukan dari kawan-kawan. Karena itu, silahkan sampaikan komentar pada bagian bawah setiap tulisan dan kunjungi lagi lain kali, untuk membaca tulisan revisi paling mutakhir.

Jumat, 29 November 2013

12. Menganalisis Data Percobaan: Apakah Harus Menggunakan Analisis Ragam?

Print Friendly and PDF
Penelitian eksperimental merupakan rancangan penelitian yang paling banyak digunakan oleh kawan-kawan pada progam studi agroteknologi untuk melakukan penelitian skripsi. Hal ini tidak mengherankan mengingat perancangan dan analisis data dengan menggunakan rancangan penelitian ini diajarkan sebagai matakuliah tersendiri, yaitu matakuliah perancangan percobaan. Meskipun demikian, banyak kawan-kawan yang belum benar-benar memahami bagaimana seharusnya menganalisis data percobaan. Pada umumnya kawan-kawan terpaku pada analisis ragam (analysis of variance), padahal data percobaan juga dapat dianalisis dengan menggunakan teknik analisis lain yang lebih sesuai dengan tujuan penelitian. Kesalahan sering pula terjadi karena perumusan masalah yang kurang tepat, sehingga percobaan dilakukan untuk menguji hipotesis yang secara logika sebenarnya tidak perlu diuji.

Mari kita ambil contoh percobaan dosis pupuk, katakanlah dosis pupuk N. Menurut teori, pemupukan N akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Karena itu, secara logika, tanaman yang dipupuk dengan dosis lebih tinggi akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang dipupuk dengan dosis lebih rendah, apalagi tidak dipupuk sama sekali. Dengan begitu, hipotesis untuk menguji perbandingan pengaruh dosis pemupukan N merupakan hipotesis yang menguji sesuatu yang secara logika sudah tidak perlu diuji. Yang perlu diuji seharusnya adalah sejauh mana laju pertumbuhan tanaman meningkat seiring dengan meningkatnya dosis pemupukan N. Untuk melakukan pengujian hipotesis tersebut tentu saja tidak cukup bila data percobaan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis ragam, apalagi bila dilanjutkan dengan uji pembandingan ganda. Hal yang sama juga terjadi di kalangan teman-teman minat perlindungan tanaman dalam menganalisis data percobaan mengenai dosis pestisida.

Analisis ragam dilakukan dengan menggunakan model linier umum (general linear model) yang sesuai dengan rancangan percobaan yang digunakan: Untuk rancangan acak lengkap (RAL), model linier umum yang digunakan adalah:
Yij = u + Tij + eij;
dengan keterangan Yij=data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j, u = nilai sebenarnya tanpa pengaruh perlakuan dan pengaruh galat acak, Tij=pengaruh taraf perlakuan ke-i ulangan ke-j, dan eij=galat pada taraf perlakuan ke-i ulangan ke-j. Dalam hal penggunaan analisis ragam untuk menganalisis data, taraf perlakuan T dipandang sebagai kategori-kategori yang diperbandingkan satu sama lain. Dalam hal dosis pemupukan N dengan taraf 50, 100, 150 kg/ha, misalnya, data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman diperbandingkan antar taraf dosis pemupukan N. Berarti, pertumbuhan tanaman yang dipupuk dengan dosis 50 kg/ha dibandingkan dengan pertumbuhan yang dipupuk dengan dosis 100 kg/ha, dan seterusnya. Tentu saja, pembandingan seperti ini tidak ada bedanya membandingkan siapa yang lebih kenyang, orang yang makan 1 piring nasi atau orang yang makan 2 piring nasi.

Seorang teman menanggapi, meskipun orang yang makan 2 piring nasi lebih kenyang daripada yang makan 1 piring nasi, belum tentu lebih kenyang secara nyata (significant). Mungkin memang demikian, tapi yang dimaksud dengan 'secara nyata' itu sebenarnya apa? Istilah 'secara nyata' sebenarnya bermakna 'semata-mata karena pengaruh perlakuan', bukan karena pengaruh faktor lingkungan dan bukan pula karena galat acak. Dalam penelitian percobaan, pengaruh faktor lingkungan telah ditiadakan melalui perancangan percobaan (mudah-mudahan kawan-kawan masih ingat apa itu kesahihan internal). Dengan demikian maka yang tersisa hanyalah pengaruh acak. Pengaruh acak tersebutlah yang kemudian disisihkan (dikeluarkan) melalui analisis ragam sehingga setelah dianalisis, pengaruh yang tersisa hanyalah pengaruh perlakuan. Bila perlakuan dirancang dengan benar, sudah dapat dipastikan dosis pemupukan N berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman (pustaka tentunya sudah menyatakan begitu). Persoalannya terletak hanya pada rentang dosis terendah dan tertinggi yang diuji dan jarak antardosis yang diujikan sebagai taraf perlakuan. Persoalan ini bukan merupakan persoalan analisis data, melainkan peroalan pendalaman masalah penelitian.

Analisis ragam tentu dapat saja digunakan untuk menganalisis data percobaan dengan perlakuan yang bersifat kuantitatif seperti halnya dosis. Hanya saja, untuk menindaklanjuti, seharusnya tidak dilakukan uji pembandingan ganda (multiple comparison test), melainkan uji polinomial ortogonal (orthogonal polynomial test). Melalui uji pembandingan ganda, perbandingan dilakukan antara sepasang demi sepasang taraf perlakuan. Pembandingan antara sepasang taraf dosis yang berdekatan mungkin tidak menghasilkan perbedaan yang nyata, tetapi pembandingan antara sepasang perlakuan yang paling berjauhan pasti akan menghasilkan perbedaan yang nyata. Berbeda halnya bila analisis ragam ditindaklanjuti dengan uji polinomial ortogonal untuk memperoleh pangkat tertinggi perlakuan dosis dalam persamaan regresi linier polinomial:
Yi = bo + b1X + b2X^2 + b3X^3 + ... + b(n-1)X^(n-1)
dengan keterangan: Yi=rerata pengamatan pada taraf perlakuan ke-i, b0=nilai sebenarnya dari peubah yang diamati, X=perlakuan, b1, b2, ..., b(n-1) = pengaruh perlakuan dengan pangkat 1, 2, ..., (n-1). Uji polinomial ortogonal dilakukan sebagai uji lanjut analisis ragam terhadap data percobaan dengan perlakuan kuantitatif untuk menentukan nilai n tertinggi yang boleh digunakan untuk menentukan persamaan hubungan antara dosis N dengan pertumbuhan tanaman. Misalnya diperoleh nilai n tertinggi yang nyata adalah 3 maka persamaan regresi yang selanjutnya perlu digunakan untuk menganalisis hubungan antara dosis N dengan pertumbuhan tanaman adalah Yi = b0 + b1X + b2X^2 + b3X^3. Analisis regresi kemudian dilakukan untuk menentukan nilai b0, b1, b2, dan b3.

Kalau begitu, mengapa data  percobaan dengan perlakuan bertaraf kualitatif tidak langsung dianalisis dengan menggunakan analisis regresi? Dengan tersedianya program aplikasi komputer untuk melakukan analisis regresi dengan cepat, hal itu tentu saja dapat dilakukan dengan mudah. Pangkat tertinggi dapat dipilih dengan menggunakan teknik peimihan peubah bebas yang tersedia dalam analisis regresi (akan saya uraikan pada tulisan mengenai analisis regresi). Analisis ragam yang kemudian dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal dilakukan untuk mempermudah penentuan persamaan regresi antara perlakuan (dosis N) sebagai peubah bebas dan pertumbuhan tanaman (sebagai peubah tidak bebas). Perhitungan manual untuk menentukan pangkat tertinggi tersebut sangat merepotkan sehingga sebelum tersedia program aplikasi komputer, uji polinomial ortogonal sangat membantu mempermudah pekerjaan.

Mengapa data percobaan dengan taraf perlakuan kuantitatif (seperti dosis) tidak seharusnya dianalisis ragam untuk kemudian dilanjutkan dengan uji pembandingan ganda? Misalnya perlakuan T terdiri atas T1, T2, T3, T4, dan T5 (lima taraf Perlakuan). Bila perlakuan bersifat kuantitatif maka jarak antara T1 dan T2, T2 dan T3, dan seterusnya diketahui. Misalnya bila T adalah dosis pupuk N, dan T1=50 kg/ha, T2=100 kg/ha, T3=150 kg/ha maka jarak antara T1 dan T2 adalah 50 kg/ha, jarak antara T1 dan T3 adalah 100 kg/ha. Jarak antara T1 dan T5 tentu lebih besar lagi. Karena itu, bila T1 tidak berbeda nyata dengan T2 maka besar kemungkinan akan berbeda nyata dengan T5. Kalau pun dengan T5 juga tidak berbeda nyata maka itu berarti bahwa taraf T tertinggi bukan T5, melainkan T6, T7, atau bahkan lebih tinggi lagi. Atau bila tetap tidak berbeda nyata maka berarti tanaman tidak responsif terhadap pemupukan N yang seharusnya sudah diketahui pada saat menyusun tinjauan pustaka. Bagaimana bila T merupakan perlakuan kualitatif, seperti misalnya kultivar tanaman?

Bila T adalah kultivar tanaman maka jarak antara T1 dengan T2, dengan T3, dan seterusnya tidak benar-benar bisa diketahui. Saya menggunakan istilah 'tidak benar-benar' untuk menyatakan bahwa pada umumnya tidak diketahui, tetapi untuk kultivar tertentu bisa diketahui sampai batas-batas tertentu. Bila perlakuan terdiri atas kultivar-kultivar baru maka jarak antara dua kultivar pasti tidak diketahui. Tetapi bila perlakuan terdiri atas kultivar-kultivar unggul dan kultivar-kultivar lokal maka dapat diketahui bahwa kultivar unggul berproduksi lebih tinggi daripada kultivar lokal. Uji pembandingan ganda sesuai digunakan sebagai uji lanjut terutama bila seluruh kultivar merupakan kultivar-kultivar baru. Dalam hal kultivar-kultivar yang menjadi perlakuan terdiri atas kultivar-kultivar unggul dan kultivar-kultivar lokal, katakanlah misalnya kultivar unggul T1 dan T2 serta kultivar lokal T3, T4, dan T5 maka tentu saja lebih menarik membandingkan seluruh kultivar unggul dengan kultivar lokal, antar sesama kultivar unggul, dan antar sesama kultivar lokal. Pembandingan seperti ini dikenal sebagai pembandingan ortogonal yang dapat dilakukan dengan menggunakan uji kontras ortogonal.

Analisis ragam dilakukan dengan cara berbeda antara data hasil pengamatan seluruh satuan pengamatan dan data hasil pengamatan melalui pengambilan sampel dari satuan pengamatan. Ketika mengambil sampel dari satuan percobaan akan terjadi apa yang disebut galat pengambilan sampel (sampling error) sehingga model linier umum menjadi mempunyai dua komponen galat, yaitu galat acak percobaan dan galat acak pengambilan sampel. Analisis ragam dilakukan dengan menggunakan model linier yang menyertakan galat pengambilan sampel (dalam perancangan percobaan disebut sub-sampel), sehingga tidak seharusnya dilakukan terhadap rata-rata sampel sebagaimana yang selama ini banyak dilakukan oleh teman-teman pada jurusan budidaya pertanian (sebelum menjadi program studi agroteknologi).

Lain lagi bila obyek percobaan seragam tidak bisa diperoleh atau tidak bisa diseragamkan. Misalnya, untuk percobaan yang melibatkan tanaman ubi kayu tidak dapat diperoleh stek dengan diameter batang yang sama. Pada pihak lain, analisis ragam mengasumsikan bahwa obyek percobaan harus seragam sehingga pengaruh perlakuan tidak bercampur dengan pengaruh perbedaan obyek percobaan. Dalam keadaan demikian, data percobaan seharusnya lebih baik dianalisis dengan menggunakan teknik analisis peragam (analysis of covariance), bukan dengan menggunakan teknik analisis ragam. Analisis peragam dilakukan untuk mengisolasi pengaruh perlakuan, katakanlah misalnya pengaruh dosis pemupukan N, bukan hanya dari pengaruh galat acak (galat percobaan), tetapi juga dari pengaruh keragaman obyek percobaan. Bila data dianalisis dengan analisis ragam dan diperoleh hasil bahwa pemupukan N berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek ubi kayu, pengaruh tersebut sebenarnya masih bercampur dengan pengaruh keragaman diameter stek ubi kayu.

Untuk melakukan analisis ragam tersedia banyak program aplikasi analisis statistika, baik yang berbeyar maupun yang gratis. Saya menganjurkan kawan-kawan untuk belajar menggunakan program aplikasi gratis R. Untuk belajar menggunakan R untuk melakukan analisis ragam, kawan-kawan dapat mempelajari contoh penggunaan R untuk melakukan analisis ragam data dengan rancangan acak lengkap, data dengan rancangan acak lengkap yang didahului dengan uji homogenitas ragam Bartlettdata dengan rancangan acak kelompok, dan analisis data dengan rancangan bujursangkar latin. Untuk perlakuan bertaraf kualitatif, silahkan kawan-kawan mempelajari cara melakukan uji pembandingan ganda dan cara melakukan uji kontras ortogonal. Sampai saat ini, saya belum menemukan contoh yang baik mengenai cara melakukan melakukan uji polinomial ortogonal polinomial. Bila ada kawan-kawan yang dapat menunjukkan kepada saya, tolong untuk menyampaikan. Selain untuk melakukan analisis ragam, program aplikasi R juga dapat digunakan, dengan menggunakan paket agricolae, untuk melakukan pengacakan guna membuat denah rancangan acak lengkap, denah rancangan acak kelompok, dan denah rancangan bujursangkar latin. Kode R untuk melakukan analisis data percobaan dapat diperoleh dari situs matakuliah perancangan percobaan di Universitas Montana, AS. Panduan penggunaan R yang sangat menarik untuk menganalisis data percobaan dapat diperoleh dari halaman Local Tips for R pada situs Universitas Cambridge, Inggris. Silahkan juga kunjungi situs Quick R untuk mempelajari R mulai dari awal.

Masih banyak teknik analisis statistik lain yang dapat digunakan terhadap data percobaan, bergantung pada karakteristik obyek percobaan, karakteristik data, dan tujuan percobaan. Berkaitan dengan karakteristik data, data percobaan dengan menggunakan pengukuran bertaraf ordinal sebaiknya tidak dianalisis dengan menggunakan teknik analisis ragam, melainkan dengan menggunakan teknik analisis statistika non-parametrik yang sesuai. Pada pihak lain, untuk perlakuan kualitatif bertaraf sangat banyak, misalnya perlakuan uji permulaan galur tanaman (screening test), lebih baik digunakan analisis pengelompokan (cluster analysis) daripada menggunakan analisis ragam yang kemudian ditindaklanjuti dengan uji pembandingan ganda. Analisis pengemompokan menghasilkan kelompok-kelompok lebih kecil berdasarkan seluruh peubah yang diamati sekaligus karena analisis ini merupakan analisis statistika multivariat. Dengan begitu penyajian hasil analisis dan pembahasannya menjadi lebih mudah.

Pada akhirnya, teknik analisis data percobaan yang akan kawan-kawan pilih juga bergantung pada selera dosen pembimbing. Bila kawan-kawan beruntung memperoleh dosen pembimbing yang menguasai berbagai teknik analisis statistika, tentu kawan-kawan akan terbantu. Bila tidak, dan dosen pembimbing tidak bisa diajak berdiskusi untuk menjelaskan mengapa mengharuskan penggunaan teknik analisis statistika tertentu, maaf bila saya tidak bisa membantu. Ingat yang pernah saya sampaikan pada tulisan lainnya, bahwa di negeri ini pendidikan didasarkan lebih banyak pada warisan. Apa yang diajarkan oleh seorang dosen kepada mahasiwanya tidak lebih daripada apa yang dahulu pernah diajarkan oleh dosen yang bersangkutan dari dosennnya. Bila kawan-kawan juga tidak mau belajar di luar daripada yang diajarkan dosen melalui matakuliah maka kawan-kawan juga akan mewarisi cara yang sama, kalau nanti menjadi dosen juga akan mewariskan apa yang kawan-kawan pelajari dari dosen saat ini.

Revisi belum pernah dilakukan
Creative Commons License

Untuk memahami tulisan singkat ini secara lebih tuntas, silahkan klik setiap tautan yang tersedia. Bila Anda masih mempunyai pertanyaan, silahkan sampaikan melalui kotak komentar di bawah ini.

33 komentar:

  1. Terima kasih Pak..
    saya juga sering mengikuti seminar-seminar proposal maupun hasil bahwa kakak-kakak kadang bukan salah menganalisis data tetapi mereka sebenarnya bingung dalam pendalaman masalah penelitian itu sendiri.
    Terima kasih Pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya jadi teringat ketika dahulu senang menonton film-film kungfu. Seorang pendekar bisa menang atau kalah dalam bertarung bergantung pada siapa 'suhu' yang menjadi gurunya. Dan tentu saja kemauan pendekar itu untuk berlatih.

      Hapus
    2. ia Pak.. saya setuju.
      kemauan dari diri sendiri itu sangat penting.

      Hapus
  2. terima kasih pak,
    Dari tulisan bapak, saya sekarang lebih mengerti dengan jelas bahwa data percobaan juga dapat dianalisis dengan menggunakan teknik analisis lain yang lebih sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak terpaku pada analisis ragam.

    BalasHapus
  3. dengan melihat isi tulisan ini saya ingin bertanya apakah dalam jurusan kami agroteknologi dalam melakukan penelitian rancangan yang digunakan hanya rancangan.eksperimental??????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagian dosen, terutama yang belajar dengan cara mewarisi apa-apa yang diajarkan oleh dosen mereka dahulu, akan menjawab ya terhadap pertanyaan Yohanes ini. Saya dan beberapa dosen yang ingin belajar lebih dari sekedar apa yang diajarkan oleh dosen dahulu, tentu saja akan menjawab tidak. Mahasiswa agroteknologi memang perlu belajar rancangan penelitian eksperimental, tetapi lebih perlu lagi juga mempelajari rancangan penelitian lain, khususnya rancangan penelitian survei.

      Hapus
  4. Terima kasih Pak...
    Tulisan ini sangat membantu dalam melakukan penelitian untuk menganalisis suatu data harus sesuai dengan analisis apa yang akan digunakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika nanti saya tanyakan ini dalam ujian, jangan sampai tidak bisa menjawab ya Temy.

      Hapus
  5. Selama perkuliahan saya belum bisa menganalisis data percobaan, tetapi dengan adanya informasi ini dapat membantu saya memahami mengenai analisis data percobaan dan tidak hanya terpaku pada analisis ragam tetapi dapat juga dengan teknik analisis yang lain
    Terima kasih.

    BalasHapus
  6. Sesuai dengan bacaan diatas, saya ingin bertanya, Mengapa data percobaan dengan menggunakan pengukuran bertaraf ordinal tidak dianalisis dengan menggunakan teknik analisis ragam tetapi menggunakan teknik analisis statistika non-parametrik ?? Mohon penjelasannya...
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisis ragam didasarkan pada asumsi bahwa data berdistribusi normal dan independen satu sama lain. Data ordinal tidak memenuhi persyaratan pemenuhan asumsi ini.

      Hapus
  7. terima kasih Bapak atas tulisan mengenai Analisis Ragam, saya harus lebih banyak belajar lagi tentang rancangan dalam penelitian.

    BalasHapus
  8. terima kasih pak atas tulisan mengenai analisis ragam, saya kurang mengerti karena bagi saya sangat sulit untuk dipahami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Neli sudah lulus matakuliah perancangan percobaan, bukan? Tulisan ini saya buat sebagai ringkasan matakuliah yang Neli telah pelajari selama satu semester. Kalau masih juga sangat sulit untuk dipahami, mungkin terlebih dahulu perlu kembali membaca catatan kuliah perancangan percobaan (kalau punya catatan).

      Hapus
  9. Terima ksih Bpk,kalau untuk pribadi sya,sya Masih banyak belum mengerti tentang teknik analisis statistik lain yang dapat digunakan terhadap data percobaan, bergantung pada karakteristik obyek percobaan, karakteristik data, dan tujuan percobaan. Berkaitan dengan karakteristik data,

    BalasHapus
  10. Dari tulisan ini saya dapat memahami satu hal yang menurut saya penting bahwa Analisis ragam dilakukan dengan cara berbeda antara data hasil pengamatan seluruh satuan pengamatan dan data hasil pengamatan melalui pengambilan sampel dari satuan pengamatan.tetapi ada satu hal yang ingin saya tanyakan dari pernyataan bapak diatas mengenai
    "Masih banyak teknik analisis statistik lain yang dapat digunakan terhadap data percobaan, bergantung pada karakteristik obyek percobaan, karakteristik data, dan tujuan percobaan." .
    Apakah semua teknik analisis statistik menghasilkan hasil yang sama dengan teknik analisis statistik lainnya bila semua teknik analisis statistik tersebut digunakan untuk mengolah data dari percobaan yang sama?
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu saja hasilnya tidak sama sebab setiap teknik analisis statistika dirancang untuk menganalisis data dengan tujuan tertentu. Misalnya, analisis ragam untuk menentukan ada tidaknya perbedaan dan analisis regresi untuk menentukan ada tidaknya hubungan.

      Hapus
  11. Bagi saya analisi ragam sangat sulit tetapi dengan adanya materi yang bpk berikan saya dapat pahami walaupun belum semuanya.....
    terima kasih Pak......

    BalasHapus
  12. awalnya saya mengikuti mata kulia metode ilmiah dan didalam terdapat analisais ragam saya tidap mengerti bagimana cara menggunakan analisis ragam..ketika saya membaca tulisan diatas saya dapat mengerti bagaimana menggunakan analisis ragam.makasi bapak.....

    BalasHapus
  13. terima kasih ternyata setelah saya membaca materi tentang analisis ragam saya lebih memahami...........

    BalasHapus
  14. Dari tulisan ini saya dapat memahami bahwa ternyata analisis ragam bukan menjadi satu-satunya analisis yang harus di gunakan dalam analisis percobaan. Saya perna bertanya pada kegiatan seminar salah satu senior dan saya menanyakan apa alasan dia memilih menggunakan jenis analisis data yang di pakai untuk penelitiannyankenapa tidak menggunakan analisis datayang lain?,tapi pertanyaan itu di abaikan dan tidak di jawab sama sekali, si kakak hanaya tersenyum, jadi saya merasa
    jadi bingung sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah dimengerti mengapa kakak senior hanya menjawab dengan tersenyum sebab senyuman dapat berarti bermacam-macam (sehingga membuat Safira bingung). Mungkin karena kakak senior menggunakan teknik analisis tersebut karena disuruh oleh dosen pembimbingnya tanpa pernah menanyakan mengapa harus digunakan teknik analisis tersebut.

      Hapus
  15. Terima kasih Pak..yang saya dapat dari tulisan di atas adalah bahwa menganalisis data percobaan tidak harus selalu menggunakan analisis ragam tetapi dapat menggunakan teknik analisis yang lain yang lebih sesuai dengan tujuan penelitian.

    BalasHapus
  16. Dari bacaan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa penelitian eksperimental merupakan rancangan penelitian yang paling banyak digunakan oleh kawan-kawan pada progam studi agroteknologi untuk melakukan penelitian skrips. terima kasih banyak bapak.

    BalasHapus
  17. terima kasih pak, dari bacaan diatas saya jadi mengerti tentang menganalisis suatu percobaan dan penggunan analisis ragam.

    BalasHapus
  18. Setelah membaca tulisan ini, saya menjadi jauh lebih mengerti tentang analisis ragam, selama ini tidak pernah dijelaskan secara detail tentang analisis ragam, namun lebih banyak kami langsung diajarkan untuk menganalisis datanya yang berupa angka-angka. Setelah membaca tulisan ini juga saya mengerti bahwa ada banyak teknik analisis statistik lain yang dapat digunakan terhadap data percobaan, bergantung pada karakteristik obyek percobaan, karakteristik data, dan tujuan percobaan. Berkaitan dengan karakteristik data, data percobaan dengan menggunakan pengukuran bertaraf ordinal sebaiknya tidak dianalisis dengan menggunakan teknik analisis ragam, melainkan dengan menggunakan teknik analisis statistika non-parametrik yang sesuai.
    Saya juga ingin bertanya apakah setiap penelitian experimental apakah selalu harus menggunakan analisis ragam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 'Kan sudah saja jelaskan dalam tulisan bahwa data hasil percobaan tidak selalu harus dianalisis dengan menggunakan teknik analisis ragam?

      Hapus
  19. Analisis ragam perlu dilakukan dalam melakukan penelitian karena apabila suatu penelitia tidak beragam maka data yang dihasilkan berbeda dan hipotesis yang diuji tidak dapat menjawab dengan baik. Jadi analisis ragam penting baik menganalisis ragam di lapangan maupun analisis ragam dirumah kaca.

    BalasHapus
  20. Terima kasih pak, telah memberikan saya pemahaman tentang analisis percobaan dan daya mengerti skg bahwa tidak selamanya analisis percobaan itu harus dengan analisa ragam, masih ada cara lain yang sesuai dengan tujuan penellitian

    BalasHapus
  21. Terima kasih buat tulisannya Pak, saya juga akan lebih mencari tambahan-tambahan alternatife lain yang mendukung perkuliahan saya.

    BalasHapus
  22. Mau nanya pak, disana bapak menuliskan bahwa belum ada metode polinomial ortogonal yg masih belum benar dalam pengolahan datanya untuk lanjutan analisis RAL, nah pertanyaan saya metode analisis polinomial ortogonal itu seperti apa pak? Yg benarnya seharusnya bagaimana? Sudah tepatkah polinomial ortogonal bisa melanjutkan data percobaan RAL?

    BalasHapus
  23. Sampai saat ini, saya belum menemukan contoh yang baik mengenai cara melakukan melakukan uji polinomial ortogonal polinomial.
    Bapak mengatakan itu..
    Saya sedang skripsi, dan saya menemukan jurnal penelitian tentang pengaruh konsentrasi pengawet dengan 5 perlakuan 4 x ulangan dan data percobaan menggunakan RAL lalu dilanjutkan dengan polinomial ortogonal. Saya telah print jurnal tersebut kemudian saya kasih kan ke dosen pembimbing saya. Dosen pembimbing saya bilang aneh dan ngaco.masa RAL pake linier. Itu semacam linier gitu kan ortogonal? Saya jadi bingung menyanggah pernyataan dosen saya setelah saya baca tulisan ini ternyata bapak juga belum menemukan contoh yang baik tentang metode ini. Saya harap bapa bisa menjawab pertanyaan saya. Terimakasih

    BalasHapus
  24. Pak, saya menggunakan rancangan acak kelompok, apakah bisa diuji lanjut menggunakan ortogonal kontras. Perlakuannya jenis pupuk. Kalau misal saya pakai minitab, kira-kira saya harus pilih sub menu apa? Karena saya belum menemukan sub menu ortogonal pada menu stat. Terimakasih

    BalasHapus

Silahkan sampaikan komentar atau pertanyaan dengan mengetikkan dalam kotak komentar.