Selamat Datang

Selamat datang kepada kawan-kawan yang telah berkenan berkunjung. Blog ini bercerita tentang usaha saya untuk belajar meneliti. Bila kawan-kawan juga baru mulai belajar meneliti, silahkan jelajahi blog ini. Tetapi bila telah berpengalaman, blog ini bukan untuk Anda. Karena saya baru belajar meneliti maka tulisan-tuilisan akan terus menerus saya revisi, seiring dengan pustaka yang saya peroleh dan masukan dari kawan-kawan. Karena itu, silahkan sampaikan komentar pada bagian bawah setiap tulisan dan kunjungi lagi lain kali, untuk membaca tulisan revisi paling mutakhir.

Jumat, 29 November 2013

12. Menganalisis Data Percobaan: Bagaimana Menganalisis Data Percobaan Faktorial?

Print Friendly and PDF Percobaan faktorial merupakan rancangan perlakuan yang sering digunakan sebagai rancangan penelitian pada bidang agroteknologi. Sebagaimana telah saya uraikan pada tulisan sebelumnya, rancangan penelitian pada penelitian eksperimental (percobaan) terdiri atas rancangan perlakuan, rancangan lingkungan, dan rancangan peubah pengamatan. Percobaan faktorial merupakan rancangan perlakuan. Karena merupakan rancangan perlakuan maka penerapannya dalam percobaan dapat dilakukan dengan menggunakan satu di antara tiga rancangan lingkungan dasar (RAL, RAK, atau RBL) atau dengan menggunakan rancangan lingkungan lanjutan (misalnya petak terbagi). Percobaan faktorial, sebagaimana namanya, terdiri atas lebih dari satu macam perlakuan, dalam hal ini perlakuan disebut faktor. Percobaan faktorial dilakukan karena dari perumusan masalah diduga bahwa peubah tanggapan (peubah tidak bebas) dipengaruhi oleh dua atau lebih faktor peubah bebas yang saling berinteraksi.

Tapi interaksi itu sebenarnya apa? Untuk memahami interaksi itu apa, misalkan kawan-kawan melakukan percobaan faktorial yang terdiri atas 2 faktor; faktor A terdiri atas 3 taraf (A1, A2, dan A3) dan faktor B terdiri atas 2 taraf (B1 dan B2). Percobaan faktorial dua faktor seperti ini lazim disebut percobaan faktorial 3x2. Misalkan percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan lingkungan RAL dalam 3 ulangan dan pengamatan dilakukan terhadap peubah P. Rerata 3 ulangan hasil pengamatan peubah P disajikan pada tabel dan kurva di bawah ini:


Perhatikan kurva di sebelah kiri yang menunjukkan pengaruh faktor A pada setiap taraf B (B1 dan B2). Tampak bahwa pengaruh faktor setiap taraf A (A1, A2, dan A3) pada setiap taraf B (B1 dan B2) ternyata tidak sama, meskipun pada tabel tampak bahwa nilai rerata A pada setiap taraf B sama (yaitu 6). Kemudian perhatikan pula kurva di sebelah kanan yang menunjukkan pengaruh faktor B pada setiap taraf A. Tampak bahwa setiap taraf faktor B (B1 dan B2) ternyata tidak sama pada setiap taraf A (A1, A2, dan A3), meskipun pada tabel tampak bahwa nilai rerata B pada setiap taraf A sama (yaitu 6). Dalam keadaan ini, dikatakan bahwa peubah P dipengaruhi oleh interaksi A*B. Bila tidak dipengaruji oleh interaksi A*B maka kurva A1, A2, dan A3 pada setiap taraf B akan sejajar, demikian juga dengan kurva B1 dan B2 pada taraf A1, A2, dan A3.

Percobaan faktorial diberikan terhadap satuan percobaan sebagai kombinasi faktor dan ulangan. Bila percobaan faktorial AxB di atas diulang dalam 3 ulangan, diperoleh kombinasi A1B1U1 sampai A3B2U3 (silahkan kawan-kawan tulis seluruh kombinasi secara lengkap). Bila ulangan direratakan, diperoleh kombinasi A1B1 sampai A3B2 (silahkan kawan-kawan tulis seluruh kombinasi secara lengkap). Data hasil pengamatan dicatat dengan menggunakan tabel yang mirip dengan tabel pada gambar di atas, ditambah dengan kolom atau baris ulangan. Setiap sel data tampak sebagai kombinasi faktor A, B, dan U (kombinasi ABU, bila dengan ulangan; kombinasi AB bila ulangan diabaikan). Kesalahan yang selalu terjadi selama ini adalah dalam melakukan analisis ragam dan uji lanjut, kombinasi AB dipandang sebagai interaksi. Padahal, kombinasi AB hanyalah kombinasi dalam memberikan perlakuan dan mencatat data, tidak lebih dari itu.

Sebelum mempelajari lebih lanjut apa itu interaksi, misalkan dilakukan analisis ragam terhadap data pada tabel di atas (tentu saja sebelum direratakan). Misalkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi A*B berpengaruh nyata. Misalkan pula bahwa faktor A maupun faktor B masing-masing bertaraf kualitatif. Kesalahan yang selalu terjadi selama ini adalah kesalahan dalam melakukan uji lanjut pemisahan rerata yang dilakukan antar kombinasi AB, seakan-akan AB adalah perlakuan faktor tunggal T. Karena A terdiri atas 3 taraf dan B terdiri atas 2 taraf maka diperoleh 6 kombinasi AB. Pembandingan berpasangan kombinasi AB sama artinya dengan pembandingan berpasangan taraf perlakuan T sehingga percobaan faktorial direduksi menjadi percobaan biasa. Begitupun, kesalahan terus saja berlanjut, bukan hanya terjadi di kalangan mahasiswa S1, tetapi bahkan di kalangan mahasiswa pascasarjana.

Lalu bagaimana seharusnya uji pembandingan ganda dilakukan? Dalam percobaan faktorial, uji lanjut pembandingan ganda seharusnya dilakukan sebagai berikut:

  • Antara pasangan taraf faktor A dengan mengabaikan taraf perlakuan B bila hanya faktor A yang berpengaruh nyata (pengaruh faktor B dan interaksi A*B tidak nyata)
  • Antara pasangan taraf faktor B dengan mengabaikan taraf perlakuan A bila hanya faktor B yang berpengaruh nyata (pengaruh faktor A dan interaksi A*B tidak nyata)
  • Antara pasangan taraf faktor A dengan mengabaikan taraf perlakuan B dan  antara pasangan taraf faktor B dengan mengabaikan taraf perlakuan A bila pengaruh faktor A dan faktor B masing-masing nyata, tetapi pengaruh interaksi A*B tidak nyata)
  • Antara pasangan taraf faktor A pada setiap faktor B dan antara pasangan taraf faktor B pada setiap taraf faktor A bila pengaruh interaksi A*B nyata

Untuk melakukan uji pembandingan ganda pengaruh interaksi A*B yang nyata, silahkan kawan-kawan perhatikan gambar di bawah ini:

Uji pembandingan ganda antara pasangan taraf A pada setiap taraf B (B1 dan B2) dilakukan sebagai berikut:

  • Antara pasangan taraf A pada setiap taraf B1, berarti antara A1B1 dengan A2B1, antara A1B1 dengan A3B1, dan antara A2B1 dengan A3B1
  • Antara pasangan taraf A pada setiap taraf B2, berarti antara A1B2 dengan A2B2, antara A1B2 dengan A3B2, dan antara A2B2 dengan A3B2

Uji pembandingan ganda antara pasangan taraf B pada setiap taraf A (A1, A2, dan A3) juga dilakukan dengan pola yang sama sebagai berikut:

  • Antara B1 dan B2 pada taraf A1: antara A1B1 dengan A1B2
  • Antara B1 dan B2 pada taraf A2: antara A2B1 dengan A2B2
  • Antara B1 dan B2 pada taraf A3: antara A3B1 dengan A3B2

Faktor B terdiri atas hanya dua faktor, mengapa masih perlu dilakukan uji pembandingan ganda? Bukankah kalau analisis ragam sudah menyatakan berbeda nyata berarti perbedaan terjadi antara B1 dengan B2? Memang benar demikian, tetapi itu bila yang berbeda nyata adalah pengaruh faktor B. Bila yang berbeda adalah interaksi A*B maka uji pembandingan ganda antara dua taraf B perlu tetap dilakukan pada setiap taraf A. Silahkan kawan-kawan perhatikan kembali gambar di atas. Tampak bahwa A1B1<A1B2, A2B1=A2B2, dan A3B1>A3B2.

Bagaimana bila dalam percobaan faktorial AB di atas faktor A bersifat kuantitatif dan faktor B kualitatif? Dalam hal demikian, uji lanjut faktor A selanjutnya dilakukan dengan menggunakan uji polinomial ortogonal pada setiap taraf faktor B. Sebaliknya juga demikian, seandainya taraf B lebih dari 2 taraf. Lalu bagaimana pula bila baik faktor A maupun faktor B keduanya merupakan faktor kuantitatif? Jawabannya tentu saja terhadap faktor A dilakukan uji polinomial ortogonal pada setiap faktor B dan terhadap faktor B dilakukan uji polinomial ortogonal pada setiap faktor A. Misalnya dari uji polinomial diperoleh pangkat polinomial tertinggi yang nyata untuk faktor A adalah 2 dan pangkat polinomial tertinggi untuk faktor B adalah 1 maka selanjutnya hasil uji lanjut disajikan dalam bentuk kurva permukaan tanggapan (response surface curve) dengan persamaan:
P = b0 + b1AB + b2(A^2)B
dengan keterangan: P=nilai prediksi peubah P (P predicted), b0=nilai P bila nilai A maupun nilai B=0, b1=pengaruh bersama interaksi A*B, dan b2=pengaruh bersama interaksi (A^2)*B.

Rumit? Tentu saja. Oleh karena itu, saya tidak menyarankan kawan-kawan melakukan penelitian faktorial. Memang tersedia berbagai program aplikasi untuk membantu melakukan analisis data, tetapi tetap saja tidak mudah untuk membahas hasil analisis. Misalnya, kawan-kawan dapat menggunakan program aplikasi R untuk menganalisis data percobaan faktorial dalam rancangan lingkungan dasar RAL, disertai dengan contoh melakukan uji lanjut polinomial ortogonal, dari R Tutorials pada situs Coastal Carolina University. Contoh penggunaan R untuk melakukan analisis data percobaan dengan rancangan lingkungan dasar yang sama juga dapat diperoleh dari situs R Tutorial lain. Saya masih mencari contoh melakukan analisis data faktorial dengan rancangan lingkungan RAK menggunakan program aplikasi R. Contoh melakukan analisis data percobaan faktorial dengan rancangan lingkungan dasar RBL dapat diperoleh dari blog Statistic on aiR atau dari blog R-bloggers. Silahkan periksa pula panduan penggunaan R yang sangat menarik untuk menganalisis data percobaan pada halaman Local Tips for R situs Universitas Cambridge, Inggris.

Revisi belum pernah dilakukan
Creative Commons License

Untuk memahami tulisan singkat ini secara lebih tuntas, silahkan klik setiap tautan yang tersedia. Bila Anda masih mempunyai pertanyaan, silahkan sampaikan melalui kotak komentar di bawah ini.

32 komentar:

  1. Dari tulisan di atas, sangat memudahkan saya untuk menganilisis data percobaan penelitian saya nanti. namun saya masih membingungkan saya yaitu uji pembandingan ganda pengaruh interaksi A*B yang nyata ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Novita, 'saya masih membingungkan saya' maksudnya apa? Dalam percobaan factorial AxB, analisis ragam dapat menghasilkan pengaruh nyata faktor A, faktor B, atau interaksi A*B. Uji lanjut dilakukan terhadap faktor atau interaksi faktor yang berpengaruh nyata. Bila interaksi A*B berpengaruh nyata maka uji lanjut dilakukan antar taraf faktor A pada setiap taraf faktor B dan antar taraf faktor B pada setiap taraf faktor A. Itulah yang saya maksud dengan uji pembandingan ganda pengaruh interaksi A*B. Bila faktor A bersifat kualitatif dan faktor B bersifat kuantitatif maka uji pembandingan ganda (misalnya uji DMRT) dilakukan antar taraf faktor A pada setiap faktor B, sedangkan uji lanjut antar taraf faktor B pada setiap taraf faktor A sebaiknya dilakukan dengan uji polinomial ortogonal.

      Hapus
    2. terima kasih pak atas jawabannya...
      maaf karena saya salah dalam menulis diatas

      Hapus
  2. dengan melihat isi tulisan tentang percobaan faktorial ini,menambah wawasan saya mengenai percobaan faktorial yang pernah saya dan kawan-kawan yang pernah mengalaminya melalui matakuliah rancangan percobaan.hal ini dapat mendukung saya dalam menentukan suatu percobaan faktorial dalamsuatu penelitian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin yang dipelajari dalam matakuliah perancangan percobaan tidak sama dengan yang saya paparkan dalam tulisan ini. Sepertinya, yang diajarkan pada matakuliah tersebut adalah uji lanjut terhadap kombinasi perlakuan (sehingga percobaan faktorial direduksi menjadi percobaan biasa satu faktor dengan kode perlakuan AB).

      Hapus
  3. Terima kasih Pak wayan, ketika membaca tulisan-tulisan Bapak pada blog ini saya mulai menyadari bahwa ada banyak hal yang sebelumnya tidak saya ketahui sebagai seorang mahasiswa yang telah belajar tentang perancangan percobaan dan bagi kami sebagian mahasiswa mata kuliah tersebut bukanlah matakuliah yang mudah. Semoga terjadi perubahan yang lebih baik untuk penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa fakultas pertanian agar bisa mewariskan hal yang berbeda pada generasi berikutnya .

    BalasHapus
  4. Terima kasih Pak...
    tulisan ini sangat membantu saya dalam penelitian nanti apalagi pada saat menggunakan percobaan faktorial

    BalasHapus
  5. Terima kasih Pak.....
    Karena dengan adanya tulisan ini sangat membantu mahasiswa dalam suatu penelitian dengan menggunakan percobaan faktorial dalam penelitian.

    BalasHapus
  6. Terimakasih pak, karena dengan adanya informasi ini dapat membantu saya mengetahui bagaimana membuat rancangan sebelum penelitian dengan Data Percobaan Faktorial.

    BalasHapus
  7. Dengan adanya tulisan Bapak tentang Percobaan faktorial ini,bagi saya penegetahuan ini sangat penting dan saya juga harus lebih banyak belajar lagi memahami tentang bagaimana menganalisis Data dalam membuat suatu penelitian nanti.
    Terima Kasih Pak...

    BalasHapus
  8. Terima kasih untuk tulisan yang bapak buat, sangat menarik untuk diikuti tetapi saya belum mengerti tentang bagaimana cara untuk melakukan uji pembandingan ganda pengaruh interaksi A*B …

    BalasHapus
  9. Terima kasih Bpk,sya baca tulisan di atas sya sudah memahami sedikit tentang,Percobaan faktorial merupakan rancangan perlakuan yang sering digunakan sebagai rancangan penelitian pada bidang agroteknologi.

    BalasHapus
  10. Dari tulisan ini saya hanya baru dapat memahami bahwa Percobaan faktorial diberikan terhadap satuan percobaan sebagai kombinasi faktor dan ulangan dan bagaimana seharusnya uji pembandingan ganda dilakukan.selebihnya saya akan berusaha untuk belajar secara perlahan dan terus diulang-ulang agar lebih dimengerti dan saya pahami.
    terima kasih pak

    BalasHapus
  11. terima kasih bapak, dengan membaca bacaan diatas , saya dapa memahai bagaimana menggunakan percobaan faktorial,Percobaan faktorial merupakan rancangan perlakuan. Karena merupakan rancangan perlakuan maka penerapannya dalam percobaan dapat dilakukan dengan menggunakan satu di antara tiga rancangan lingkungan dasar (RAL, RAK, atau RBL) atau dengan menggunakan rancangan lingkungan lanjutan (misalnya petak terbagi). Percobaan faktorial, sebagaimana namanya, terdiri atas lebih dari satu macam perlakuan, dalam hal ini perlakuan disebut faktor.

    BalasHapus
  12. Terima kasih Pak,karena tulisan ini dapat membantu saya dalam melakukan penelitian tapi saya belum mengerti bagaimana cara melakukan uji perbandingan ganda......

    BalasHapus
  13. terima kasih bapak
    bacaan diatas sangat membantu saya dalam penelitian nanti.

    BalasHapus
  14. apakah kita harus menggunakan analisis polinomial dalam melakukan uji perbandingan ganda........ dan manakah yang harus kita dahulukan antara uji ragam dan uji perbandingan Ganda,,,,,,,terima kasih.

    BalasHapus
  15. Percobaan faktorial memang cukup rumit ,bahkan saya tidak dapat memahami tulisan ini dengan baik.Mungkin dengan penjelasan melalui tatap muka langsung,dengan memberi contoh soal dan di kerjakan bersama dan di latih berulang-ulang kali barulah percobaan ini dapat di pahami sepenuhnya.Dari tulisan ini saya bisa mendapat sedikit pencerahan yang bermanfaat karena pada mata kuliah rancangan percobaan saya telah diajarkan saya dapat memahaminya dengan baik meskipun pada pengerjaan soal terdapat kesalahan-kesalahan kecil namun sekarang saya hampir lupa dengan cara mengerjakan percobaan ini dan tulisan ini sedikit membantu saya untuk mengingat dan mempelajari kembali hal ini
    Terimakasih.

    BalasHapus
  16. saya sudah membaca tulisan ini berulang kali tapi saya belum memahami isi dari tulisan ini,mungkin ada penjelasan lain dari bapak yang menyangkut dengan tulisan di atas yang dapat saya pahami.

    BalasHapus
  17. Terima kasih pak, dari bacaan diatas saya jadi mengerti tentang menganalisi data percobaan faktorial, agar saya bisa mengetahui perlakuan yang dibuat,dan saya membuat data menggunakan rancangan acak lengkap untuk mempermudah membuat suatu ulangan atau perlakuan yang dilakukan pada suatu ulangan.

    BalasHapus
  18. Terima kasih bamyak bapak degan bacaan di atas suda sangat membantu saya dalam melakukan suatu penelitian nantinya, dan saya ingin bertanya, mengapa percobaan faktorial sangat berpengaruh pada suatu penelitian, apakah harus di lakukan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf Ryan, tidak ada percobaan manapun yang sangat atau kurang berpengaruh pada penelitian. Yang ada, perlakuan berpengaruh terhadap obyek penelitian yang diukur dengan menggunakan peubah tertentu, misalnya perlakuan dosis pupuk N berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Percobaan faktorial tidak harus dipilih sebagai rancangan perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian. Percobaan faktorial digunakan hanya dan hanya jika peneliti menduga bahwa dalam memberikan pengaruhnya, suatu perlakuan (atau faktor) berinteraksi dengan perlakuan lain.

      Hapus
  19. Menurut saya tulisan ini sangat membantu mahasiswa karena menganalisis data percobaan faktoria seperti yang Bapak paparkan pada tulisan ini lebih mudah untuk dimengerti, hal ini perlu dipelajari untuk dapat lebih mengerti menganalisis data seperti yang Bapak paparkan, dikarenakan ini masih hal yang baru buat kami , dibanding dengan menganalisis data percobaan factorial yang kami dapatkan saat mengambil mata kuliah perancangan percobaan yaitu dengan uji lanjut sangat menyulitkan untuk dipahami, mengapa analisis yang seperti Bapak paparkan ini tidak diajarkan kepada kami pada mata kuliah rancangan percobaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tidak tahu Mervyn, mungkin karena dosennya senang mengajarkan sesuatu dengan cara membuat yang diajarkan menjadi lebih rumit supaya terkesan hebat. Saya selalu berusaha mengajarkan sesuatu yang rumit menjadi lebih mudah, sebisa saya.

      Hapus
  20. Menganalisis data percobaan yang pertama dilihat itu percobaan factorial adalah perlakuan, perlakuan dilakukan untuk melihat apakah dari tiap ulangan yang diberikan padas tiap perlakuan beda atau tidak tergantun perlakuan dari tiap ulangan.

    BalasHapus
  21. Terima kasih pak, dengan membaca tulisan diatas saya bisa mengerti bagaimana menganalisis data percobaan factorial

    BalasHapus
  22. Menganalisis data percobaan faktorial memang masih membuat saya bingung walaupun sudah dijelaskan sedemikian rupa, tetapi terima kasih buat penjelasan pada tulisan iniPak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin Meridz perlu membacanya sekali lagi dan kemudian mendiskusikannya dengan kawan-kawan lainnya ...

      Hapus
  23. Selamat malam pak, saya mau tanya. Apa mungkin faktor 1 dan faktor 2 berbeda tidak nyata tapi interaksi (faktor 1 x faktor 2) hasilnya berbeda nyata? Mohon infonya, trims.

    BalasHapus
  24. Selamat malam Pak, bisa kah RAL faktorial diuji lanjut dengan orthogonal polynomial ? kalo bisa grafiknya akan seperti apa ya ? mohon penjelasannya. terima kasih

    BalasHapus
  25. Assalamualaikum pak, saya ingin bertanya, bagaimana jika interaksi yang diperoleh berpengaruh nyata namun perlakuannya tidak berpengaruh nyata?

    BalasHapus

Silahkan sampaikan komentar atau pertanyaan dengan mengetikkan dalam kotak komentar.