Selamat Datang

Selamat datang kepada kawan-kawan yang telah berkenan berkunjung. Blog ini bercerita tentang usaha saya untuk belajar meneliti. Bila kawan-kawan juga baru mulai belajar meneliti, silahkan jelajahi blog ini. Tetapi bila telah berpengalaman, blog ini bukan untuk Anda. Karena saya baru belajar meneliti maka tulisan-tuilisan akan terus menerus saya revisi, seiring dengan pustaka yang saya peroleh dan masukan dari kawan-kawan. Karena itu, silahkan sampaikan komentar pada bagian bawah setiap tulisan dan kunjungi lagi lain kali, untuk membaca tulisan revisi paling mutakhir.

Sabtu, 23 November 2013

Apa Itu Kesahihan (Validitas) dan Keajegan (Reliabilitas) dalam Penelitian

Print Friendly and PDF
Pada tulisan sebelumnya, saya telah memaparkan apa itu unsur dan juga apa itu sarana penelitian. Unsur penelitian berkaitan dengan apa yang diamati atau diukur dan bagaimana mengamati dan mengukurnya; sarana penelitian berkaitan dengan apa yang diperlukan agar dapat menentukan apa yang diamati atau diukur dan dapat melakukan pengamatan dan pengukuran. Tapi apakah mengamati atau mengukur saja sudah cukup? Bagaimana jika seseorang melakukan pengamatan dan pengukuran suatu peubah di sembarang tempat, dapatkah dikatakan orang itu sudah melakukan penelitian? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya perlu mempelajari apa yang disebut kesahihan (validitas, validity) dan keajegan (reliabilitas, reliability). Tulisan ini saya buat berdasarkan paparan mengenai kesahihan dan keajegan pada situs Research Methods Knowledge Base dari Web Center for Social Science Research Methods sebagai sumber utama dan sumber-sumber lainnya untuk melengkapi.

Sebelum melanjunjutkan membaca, silahkan kawan-kawan terlebih dahulu periksa gambar di bawah ini, gambar lingkaran sasaran untuk menentukan keberhasilan seseorang melemparkan pisau, memanah, atau menembak.
Bila seseorang melempar pisau, memanah, atau menembak satu kali dan langsung tepat mengenai titik pusat lingkaran maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai pelempar pisau, pemanah, atau penembak tepat. Mungkin kawan-kawan akan mengatakan itu hanya kebetulan. Baiklah, suruh dia menlakukannya sebanyak dua puluh kali. Hasil yang diperoleh dapat kawan-kawan lihat pada salah satu dari empat lingkaran pada gambar di atas. Hasil yang tampak adalah tidak tepat tetapi konsisten pada lingkaran pertama, tepat tetapi tidak konsisten pada lingkaran kedua, tidak tepat dan tidak konsisten pada lingkaran ketiga, dan tepat dan konsisten pada lingkaran keempat. Pelempar pisau, pemanah, atau penembak jitu harus mampu melakukan dengan hasil seperti pada lingkaran keempat. Dalam bahasa penelitian, kemampuan untuk melakukan sesuatu tepat mencapai sasaran disebut kesahihan, sedangkan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang kurang lebih sama secara berulang-ulang disebut keajegan.

Tentu saja, dalam penelitian, konsep mengenai kesahihan tidaklah sesederhana melemparkan pisau, memanah, atau menembak sebagaimana pada contoh di atas (meskipun itu juga tidak mudah). Pada tulisan sebelumnya saya sudah memaparkan apa itu konsep atau konstruk dan apa itu proposisi. Konsep atau konstruk merupakan unsur yang dipertautkan satu sama lain dengan menggunakan proposisi untuk membangun teori. Dalam penelitian, tipe kesahihan yang pertama-tama perlu mendapat perhatian adalah kesahihan konstruk (construct validity). Berikutnya perhatian juga perlu diberikan terhadap kesahihan internal (internal validity) dan kesahihan eksternal (external validity). Ketiga tipe kesahihan ini merupakan kategori umum; masing-masing terdiri atas sejumlah sub-tipe yang lebih khusus. Saya hanya akan memaparkan ketiga tipe tersebut secara umum. Kawan-kawan yang ingin mendalami, silahkan mengunjungi situs Research Method Knowledge Base (maaf, dalam bahasa Inggris), antara lain dengan mengklik tautan tipe-tipe kesahihan pengukuran.

Kesahihan konstruk berkaitan dengan sejauh mana pelaksanaan penelitian yang didasarkan pada konstruk teoritis tertentu benar-benar dapat mencerminkan konstruk teoritis yang dijadikan dasar pelaksanaan penelitian. Terdapat berbagai tipe kesahihan konstruk (kesahihan muka, kesahihan isi, kesahihan kelompok, kesahihan kesamaan, kesahihan perbedaan), tetapi saya menyukai cara memandang kesahihan konstruk sebagai kesesuaian pola antara pola-pola teoritis dan pola-pola teramati.

Kesesuaian pola antara pola-pola teoritis dan pola-pola teramati
Manakala peneliti menyatakan bahwa penelitiannya mempunyai kesahihan konstruk, peneliti tersebut mengklaim bahwa ia memahami bagaimana peubah dan pengukuran yang akan dilakukannya sesuai dengan teori dan ia dapat menunjukkan bukti bahwa peubah dapat diukur sesuai dengan yang direncanakan. Peneliti itu mempunyai gambaran mengenai teori yang menjadi dasar penelitiannya (menguasai pola-pola teoritis) dan mampu menentukan jenis peubah yang dapat menggambarkan teori yang menjadi dasar penelitiannya (membuktikan dengan pola-pola teramati). Dengan kata lain, kesahihan konstruk merupakan kesesuaian antara pola-pola teoritis dengan pola-pola teramati (pattern matching). Bayangkan kawan-kawan akan meneliti mengenai masalah rawan pangan dengan menggunakan peubah frekuensi makan dalam sehari. Peubah tersebut dikatakan mempunyai kesahihan isi bila: (1) rawan pangan didefinisikan dengan menggunakan frekuensi makan dalam sehari dan (2) peubah frekuensi makan dalam sehari dapat diukur untuk membuktikan bahwa masyarakat mengalami rawan pangan. Bila hasilnya ternyata tidak sesuai dengan yang direncanakan, mungkin perubah tersebut kurang tepat sehingga perlu ditambah dengan peubah lain atau bahkan diganti. Untuk meningkatkan kesahihan konstruk perlu dipelajari faktor-faktor yang dapat mengancam kesahihan konstruk.

Kesahihan internal berkaitan dengan sejauh mana suatu fenomena disebabkan oleh penyebab tertentu dan bukan oleh penyebab lain dalam hubungan sebab-akibat. Sebelumnya perlu dipahami bahwa hubungan sebab-akibat dapat dijelaskan dengan menggunakan tiga kriteria: (1) sebab mendahului akibat (temporal presedence), (2) penyebab menimbulkan akibat sehingga tanpa penyebab maka tidak ada akibat (covariance), dan (3) berbagai penyebab menimbulkan satu akibat (compounded effect). Kesahihan internal terutama berkaitan dengan kriteria ketiga, yaitu begaimana memastikan bahwa suatu pengaruh ditimbulkan hanya oleh satu penyebab tertentu padahal berbagai penyebab lain juga dapat menimbulkan pengaruh terhadap obyek yang sama. Misalnya, bagaimana dapat membuktikan bahwa pemupukan dapat meningkatkan produksi padahal produksi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan lain, misalnya curah hujan, serangan OPT, dan sebagainya. Untuk membuktikan bahwa pemupukan memang dapat menyebakan produksi tinggi maka berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi produksi perlu diatur supaya seragam (homogen). Ancaman terhadap kesahihan internal dengan demikian berkaitan dengan perancangan percobaan sebagaimana akan saya paparkan pada tulisan mengenai penelitian eksperimental.

Kesahihan eksternal berkaitan dengan sejauh mana suatu kesimpuilan yang melibatkan generalisasi (generalization) memang dapat dibuktikan benar. Kesahihan eksternal dapat dicapai dengan menggunakan dua model, yaitu model pengambilan sampel (sampling model) dan model kesamaan terdekat (proximal similarity model). Pada model pengambilan sampel, generalisasi sahih hanya apabila diberlakukan terhadap populasi penelitian. Hal ini dimungkinkan karena sampel diambil dari populasi sehingga kesimpulan yang diperoleh dari sampel akan merepresentasikan populasi. Pada model kesamaan terdekat, generalisasi sahih hanya bila dilakukan terhadap sesuatu yang berdekatan dalam waktu dan tempat. Bila kesimpulan didasarkan pada sampel yang diambil di desa A, kesimpulannya yang berlaku di desa A mungkin masih bisa berlaku di desa B yang bertetangga, tetapi tidak di desa C yang berjauhan. Bahkan, kesimpulan yang diambil berdasarkan sampel dari desa A pada tahun 2013 pasti tidak bisa berlaku lagi di desa A pada tahun 2020. Ancaman terhadap kesahihan eksternal dengan demikian berkaitan dengan obyek yang menjadi sampel sebagai dasar pengambilan kesimpilan serta waktu dan tempat dilakukannya generalisasi. Saya akan menguraikan lebih lanjut mengenai sampel dan generalisasi pada tulisan yang berkaitan dengan pengambilan sampel.

Keajegan berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang dengan hasil yang kurang lebih sama. Untuk memahami secara lebih mendalam apa itu keajegan, terlebih dahulu perlu dipahami teori pengukuran yang menyatakan bahwa hasil pengukuran merupakan kombinasi aditif (penjumlahan) antara nilai sebenarnya dari sesuatu yang diukur ditambah dengan galat (error), dinyatakan dalam bentuk persamaan X = u + Ex, di mana X adalah nilai hasil pengukuran, u adalah nilai sebenarnya yang ingin diukur, dan Ex adalah galat. Galat dapat terjadi secara acak (tidak bergantung pada yang mengukur dan/atau alat yang digunakan untuk mengukur) dan secara sistematik (bergantung pada yang mengukur dan/atau alat yang digunakan untuk mengukur). Bila pengukuran dilakukan terhadap obyek yang sama berkali-kali, akan diperoleh sejumlah nilai hasil pengukuran, katakanlah X1, X2, ..., Xn sehingga nilai ragam (variance) X, dinyatakan sebagai var(X), dapat dihitung. Nilai ragam X tersebut diasumsikan seiring dengan nilai X sehingga berlaku var(X) = var(u) + var(Ex). Dalam hal ini, keajegan dapat diukur sebagai var(u)/var(Ex). Karena u tidak diketahui maka demikian juga dengan var(u). Tetapi karena obyek yang diukur sama maka keajegan dapat diukur sebagai korelasi antara dua hasil berturut-turut.

Kesahihan dan keajegan sebenarnya merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Misalkan seorang mahasiswa mengukur kejadian penyakit (I) dan keparahan penyakit (S) (baca tulisan pada mengenai pengukuran penyakit). Misalkan pengukuran dilakukan oleh mahasiswa sendiri (D) dan oleh seorang temannya (T) dengan cara pemberian skor berdasarkan diagram berskala. Hasil pengukuran dapat disajikan dalam bentuk matriks hubungan kesahihan dan keajegan.
Hubungan antara Kesahihan dan Keajegan (silahkan klik untuk mengunduh agar dapat melihat gambar lebih jelas)
Sel kiri atas menunjukkan nilai kejadian penyakit hasil pengukuran oleh mahasiswa sendiri sama dengan nilai kejadian penyakit hasil pengukuran mahasiswa itu sendiri, berarti menunjukkan keajegan. Sel kiri bawah menunjukkan nilai kejadian penyakit hasil pengukuran oleh mahasiswa sendiri sama dengan nilai kejadian penyakit hasil pengukuran teman, padahal seharusnya sama tetapi bisa berbeda karena diukur oleh orang yang berbeda; merupakan kesahihan kesamaan. Sel kanan atas menunjukan nilai kejadian penyakit hasil pengukuran oleh mahasiswa sendiri sama dengan nilai keparahan penyakit hasil pengukuran oleh mahasiswa yang bersangkutan, padahal seharusnya berbeda karena mengukur konsep yang berbeda; merupakan kesahihan perbedaan. Sel kanan bawah menunjukan nilai kejadian penyakit hasil pengukuran oleh mahasiswa sendiri sama dengan nilai keparahan penyakit hasil pengukuran teman padahal seharusnya perbedaannya lebih besar lagi; merupakan kesahihan perbedaan yang lebih meragukan. Dengan memeriksa gambar di atas maka tampak bahwa kesahihan dan keajegan sebenarnya berhubungan satu sama lain.

Revisi terakhir dilakukan pada 20 Desember 2013
Creative Commons License

Untuk memahami tulisan singkat ini secara lebih tuntas, silahkan klik setiap tautan yang tersedia. Bila Anda masih mempunyai pertanyaan, silahkan sampaikan melalui kotak komentar di bawah ini.

33 komentar:

  1. Terima kasih pak.. tapi sebelumnya saya mau menyampaikan ada kesalahan pengetikan pada paragraf pertama yaitu kata dikatan dan berikaitan, dan kata meneklit pada paragraf di bawah gambar kesesuaian pola.
    dan terima kasih banyak Pak, saya sedikit mengerti mengenai kesasihan itu sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas koreksinya, Novita. Masih banyak kesalahan ketik yang lain yang sekarang sudah saya revisi.

      Hapus
  2. Setelah membaca tulisan ini sya bisa memahami tentang apa itu keasahhian dan keajegaan,dan ternyata kedua hal itu meimliki hubungan satu sama lain.
    Ini akan mempermuda saya ketika saya melakukan suatu penelitian.
    Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesahihan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Jangan sampai salah menulis dan mengucapkan.

      Hapus
    2. Ok,maaf pak, agak terburu-buru

      Hapus
  3. dengan adanya tulisann ini saya mengerti bagaimana mengukur sarana penelitian dan bagaimann kita mengamati sesuatu yang menjadi bahan penlitian.mungkin karena dengan adaya ha ini kita dapat memperoleh data yang lebih akurat dan mudah diterjemahkan.

    BalasHapus
  4. terima kasih pak,,karena dengan adanya tulisan bapak,saya bisa mengerti dan memahami pengertian dari keasahhian dan keajegaan,,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari tulisan di atas saya dapat mengetahui tentang Apa Itu Data, Bagaimana Mengkategorikannya, serta Apa Itu Taraf dan Skala Pengukuran dan juga bisa membantu saya dalam penelitian.terimah kasih bapak

      Hapus
  5. Dari tulisan ini,saya memperoleh sebuah pertanyaan : Apa yang membedakan antara kesahihan muka, kesahihan isi, kesahihan kelompok, kesahihan kesamaan, kesahihan perbedaan dan dari keempat kesahihan konstruk tersebut mana yang lebih menunjukkan bentuk kesahihan yang nyata dan absolut?
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk memulai mempelajari masalah kesahihan, silahkan pahami dulu tiga tipe utama kesahihan, yaitu kesahihan konstruk, kesahihan internal, dan kesahihan eksternal. Bila belum memahami ketiga tipe kesahihan tersebut, silahkan baca kembali. Saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kesahihan nyata dan absolut. Mungkin ada teman-teman yang bisa membantu saya?

      Hapus
  6. terimah kasih pak ,
    dengan tulisan di atas saya baru mengerti ke dua hal ini, Kesahihan dan keajegan sebenarnya merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain untuk melakukan pengukuran dalam suatu penelitian .

    BalasHapus
  7. terima kasih pak ,
    dengan tulisan di atas baru saya mengerti ke dua hal ini, Kesahihan dan keajegan sebenarnya merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain untuk melakukan pengukuran dalam suatu penelitian .

    BalasHapus
  8. Dengan adanya tulisan Bapak, saya mendapat informasi tentang apa itu Kesahihan dan Keajegan sehingga pada waktunya tidak mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian.
    Terima Kasih Pak....

    BalasHapus
  9. Tulisan ini sudah saya revisi, silahkan baca kembali, mudah-mudahan lebih mudah dipahami. Pernah menjahit baju di tukang jahit? Tukang jahit sudah mengukur, bukan? Tetapi bisa terjadi, meskipun tukang jahit sudah mengukur, ternyata baju hasil jahitannya tidak pas. Ada yang bisa menjawab, apakah ini masalah kesahihan atau keajegan?

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. terima kasih pak, atas materinya saya hanya menjawab pertanyaan yang di berikan tentang tukang jahit. Menurut saya itu bukan merupakan Kesahihan ataupun keajegan karena selain jahitanya tidak tepat sasaran (tidak pas) si penjahit juga hanya menjahit sekali untuk orang yang sama terkecuali si penjahit sudah menjahit berkali-kali terhadap baju orang yang sama. terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau begitu apa dong? Kalau mengukur sekali dan ternyata tidak pas maka itu berkaitan dengan kesahihan pengukuran, kalau berkali-kali dan masih juga tidak pas berarti berkaitan dengan keajegan.

      Hapus
  12. Awalnya saya belum memahami apa itu kesahihan (validitas) dan keajegan (reliabilitas) itu sendiri,karena sedikit membingungkan. Setelah membaca tulisan ini,saya lebih memahami dan mengerti tentang kesahihan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

    BalasHapus
  13. Terima ksih Bpk,karena tulisan di atas membuat sya lbih tau tentang informasi-informasi seperti yang di atas.

    BalasHapus
  14. Dalam bLog yang sudah saya baca ini dapat membantu saya memahami mengenai Kesasihan dan Keajegan. Dan walaupun keduanya punya perbedaan tetapi keduanya sangat berkaitan .
    Terima Kasih.

    BalasHapus
  15. terima kasih bapk..
    dengan adanya penjelasan di atas . dapat membantu saya memahami Kesahihan (Validitas) dan Keajegan (Reliabilitas) dalam Penelitian .

    BalasHapus
  16. Dalam materi yang saya baca dapat membantu saya dalam memahami apa itu kesasihan dan keajegan,karena keduanya sangat berkaitan tetapi saya akan coba membaca lagi materi ini.......

    BalasHapus
  17. Dalam bacaan di atas saya dapat mengetahui dalam penelitian, konsep mengenai kesahihan tidaklah sesederhana melemparkan pisau, memanah, atau menembak , dan saya lebih memahami dan mengerti tentang kesahihan dan keajegan, terima kasih bapak.

    BalasHapus
  18. Dalam bacaan di atas saya dapat mengerti dan sangat membantu saya dalam meneliti , terima kasih bapak.

    BalasHapus
  19. terima kasih pak,dari penulisan diatas saya sudah mengerti bahwa dalam pengambilian sampel saya bisa mengambil pada 2 desa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tidak mengerti apa kaitan tulisan ini dengan mengambil sampel di dua desa.

      Hapus
  20. Setelah membaca tulisan ini, saya baru mengetahui dan mengerti tentang kesahihan dan keajegan,selama ini saya sama sekali tidak mengetahui tentang ke dua hal tersebut. Sehingga saya merasa perlu banyak belajar tentang kesahihan konstruk.
    Yang saya kurang mengerti dari tulisan ini yaitu kesahihan konstruk sebagai kesesuaian pola antara pola-pola teoritis dan pola-pola teramati
    Terima kasih

    BalasHapus
  21. dari tulisan di atas yang ingin saya tanyakan,dalam penelitian, yang lebih tepat di gunakan kesahihan (validitas, validity) atau keajegan (reliabilitas) atau keduanya.Terima Kasih Pak

    BalasHapus
  22. dari penjelasan tulisan diatas, saya baru memahami dan memngerti tentang Kesahihan (Validitas) dan Keajegan (Reliabilitas) dalam Penelitian.
    terima kasih pak

    BalasHapus
  23. Ternyata dalam penelitian banyak hal yang belum saya pelajari salah satunya kesahihan dan keajegan. Kesahihan dalam penelitian yang harus di pertanggung jawabkan kebenarannya dan Penelitian pada akhirnya mendapatkan suatu kebenaran dari masalah yang kita buat dan kebenaran itu timbul dari suatu ketelitian .

    BalasHapus
  24. Terima kasih buat tulisannya,tetapi mungkin ini salah satu tulisan yang belum terlalu saya mengerti, namun saya akan mencoba untuk mempelajarinya lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meridz, pernah menembak atau memanah bukan? Baca sekali lagi dan kaitkan dengan pengalaman menembak atau memanah. Materi ini memang tidak mudah, saya senang Meridz bisa jujur. Pada akhirnya, meneliti adalah soal kejujuran.

      Hapus

Silahkan sampaikan komentar atau pertanyaan dengan mengetikkan dalam kotak komentar.